Minggu, 18 April 2010

Pemuda merupakan sasaran yang paling rawan dan mudah bagi peredaran dan penyalahgunaan narkoba


Pemuda merupakan sasaran yang paling rawan dan mudah bagi peredaran dan
penyalahgunaan narkoba

Narkoba lebih berbahaya dari Sex
Seks alamiah, Narkoba non-alamiah
Penyalahgunaan Seks hanya merupakan penyimpangan norma (yang relatif), penyalahgunaan Narkoba merusak sistem syaraf
Penyalahgunaan Seks lebih mudah dicegah, direhab dan diatasi dampak negatifnya
Penyalahbunaan Narkoba sangat sulit direhab, justru lebih sering relapse.
Gosip tentang Narkoba :
Penyalahgunaan Narkoba karena kurang Iman
Penyalahgunaan Narkoba bisa dicegah dan/atau direhab dengan pendidikan agama
Narkoba merupakan Budaya Barat
Sumber penyalahgunaan Narkoba adalah keluarga Broken homes
Narkoba hanya menyerang orang dengan label negatif: nakal, pengangguran, prestasi sekolah jelek, kelas ekonomi bawah, tidak berpendidikan
Narkoba hanya menyerang perokok
Penyalahguna Narkoba mempunyai kelainan/gangguan kepribadian
Penyalahgunaan Narkoba mudah diatasi dengan menyerahkan pada Panti Rehab

Fakta tentang Narkoba :
Narkoba sudah ada sejak jaman dulu (di jaman Belanda namanya: Candu)
Narkoba adalah gejala dunia
Semua negara sedunia + PBB sudah memerangi Narkoba sejak dulu:
Hukum
Polisi dan militer
Masyarakat
Narkoba tetap eksis sampai hari ini, bahkan makin berkembang (secara kualitas maupun kuantitas)

Bahaya Narkoba :
Kecanduan
Ketergantungan
Kontra produktif (malas belajar/bekerja)

Jalan pintas:
Mengambil/menjual barang keluarga
Memalak teman
Menipu/merampok/mencuri
Mengedarkan Narkoba
Melacur (bagi wanita)

HIV/AIDS :
Melalui hubungan seks
Melalui suntikan
Sistem pemasaran Narkoba :
Latar belakang Narkoba bukan politik, agama, budaya dsb, tetapi hanya “dagang”
Sebagai barang dagangan Narkoba sangat menguntungkan, karena pengguna akan ketagihan dan tidak bisa lepas lagi.
Pengguna otomatis akan menjadi pengedar
Pemasaran menggunakan sistem MLM (Multi Level Marketing) sehingga sangat sulit menghancurkan seluruh jaringan

Narkoba paling banyak menyerang generasi muda, Karena generasi muda:
Ingin mendapat pengakuan dari teman
Setia kawan
Tidak bisa mengatakan “tidak” pada teman
Ingin mencoba-coba
Mencari jati diri
Terlalu percaya diri
Kurang mau mendengarkan nasihat (orangtua dll)

Bagaimana mengajak generasi muda mencegah Narkoba :
 remaja langsung akan menghindari anda.àCegah pendekatan normatif (termasuk agama)
Tawarkan kegiatan yang bisa membangun identitas diri: OR, kesenian, hobby, pencinta alam, organisasi, sosial dll. (termasuk organisasi keagamaan: agama ditawarkan sebagai kegiatan, bukan sebagai doktrin/ideologi)
Kedepankan kegiatan alternatif, selipkan kegiatan anti Narkoba. Bukan sebaliknya: anti Narkoba dijadikan judul, kegiatan alternatif dijadikan sisipan.

Tidak perlu sok jadi polisi, dokter atau psikolog :
Kalau ada kawan yang terlibat, jangan sok jadi polisi (mencoba membongkar jaringannya dll), sok jadi dokter (mencoba mengobati) atau sok jadi psikolog (sok memberi nasihat)

Laporkan saja kepada yang berwajib (polisi, dokter, atau psikolog)
Namun dia/mereka tetap kawanmu yang kebetulan sedang khilaf:
Jangan kucilkan apalagi memusuhi dia/mereka
Tetap support dia/mereka sebagai kawan
Dukunglah dia/mereka agar bisa menjauhi lingkungan lamanya (agar tidak relapse)

Yang terpenting:
Jaga setiap diri saudaramu, kerabatmu, tetanggamu dan orang-orang terdekatmu agar mereka masing-masing selalu bebas Narkoba.
Jaga dirimu sendiri baik-baik agar tidak terlibat Narkoba
 harus dicegah dengan pengaruh teman juga.
àINGAT: NARKOBA berawal dari pengaruh teman
Jadikan dirimu seorang TEMAN yang bebas Narkoba, maka teman-temanmu juga akan bebas Narkoba.



Mencegah, Mencari Tahu, dan Menyelamatkan Anak dari Narkoba
[06 September 2006, 08:54 WIB] Oleh : SADAR BNN Agustus 2006 / Adi KSG IV
Penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang kian marak, kini telah merambah ke dunia anak-anak. Baik lingkungan ataupun teman sebaya memiliki pengaruh yang cukup besar dalam hal ini. Guna mencegah terjerumusnya para penerus bangsa tersebut ke dunia narkoba, maka campur tangan dan tanggung jawab orang tua memegang peranan penting di sini. Karena baik atau buruknya perilaku anak sangat bergantung bagaimana orang tua menjadi teiadan bagi putra-putrinya. Bicara sejauh mana campur tangan dan tanggung jawab orang tua dalam penyalahgunaan narkoba, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ayah dan ibu terhadap anak-anaknya.

Pencegahan penyalahgunaan narkoba terhadap anak

1. Menjadi orang tua sekaligus sahabat.
a. Jadilah teman diskusi dan pendengar yang baik terhadap masalah yang dihadapi anak. Ajak anak untuk berdialog secara terbuka dan mendalam, tentunya di saat yang tepat. Perhatikan ekspresi wajah dan tingkah lakunya, jagalah kerahasiaan anak serta emosi Anda.
b. Menjadi tempat bertanya, mengikuti perkembangan anak dan permasalahannya, sehingga dapat memberikan penjelasan bila anak bertanya, termasuk masalah narkoba.
c. Kenali dan berkomunikasilah dengan teman-teman anak Anda. Bila putra-putri Anda membawa teman ke rumah, bergabunglah dengan mereka, walau sejenak, tanpa mempermalukan anak di depan teman-temannya. Pembiasaan ini akan membuat anak maupun teman-temannya menjadi akrab dengan orang tua dan menganggap orang tua sebagai bagian dari kelompok mereka.
d. Ketika komunikasi berlangsung, tumbuhkan kesadaran dan beritahukan akibat negatif jika menyalahgunakan narkoba. Di antaranya: tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat, mengakibatkan putus sekolah, terlibat tindak kekerasan dan mengganggu ketertiban umum, terkena berbagai macam penyakit, kurang dihargai dan dipercayai orang, dikucilkan dari lingkungan, yang pada akhirnya tidak bisa menjadi manusia mandiri.
e. Kontrol kegiatan anak untuk menunjukkan bahwa Anda punya perhatian khusus kepada anak tanpa bertindak semaunya, dengan senatiasa berdialog dan mempertimbangkan keberatan-keberatan yang disampaikan anak.

2. Setiap peraturan berlaku bagi tiap anggota keluarga
a. Bila Anda tidak menghendaki anak merokok, maka Andapun jangan merokok.
Selain itu, jujur dan akui kelemahan-kelemahan Anda kepada anak tanpa harus merasa takut kehilangan wibawa.
b. Buat aturan secara konsisten, kontinyu, dan konsekuen. Pertimbangkan pendapat anggota keluarga secara umum. Aturan yang telah ditetapkan, harus dilaksanakan seluruh anggota keluarga, tidak terkecuali Anda sendiri sebagai orang tua.

3. Mengarahkan tanpa menggurui anak
a. Kembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai relijius hingga menjadi budaya keluarga. Misalnya: makan malam bersama, melaksanakan ibadah bersama, mengerjakan pekerjaan rumah bersama pada hari libur, rekreasi, sampai pada budaya mengakui kesalahan dan meminta maaf, baik anak kepada orang tua ataupun orang tua kepada anak.
b. Ketahui dan gali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai kegiatan dengan membimbing, membantu dan mengembangkan, serta mengatasi tekanan dan pengaruh negatif teman sebayanya. Melalui prestasinya maka akan tumbuh rasa percaya diri, harga diri yang positif, dan akhirnya memiliki jati diri yang stabil.
c. Libatkan anak untuk mewujudkan cita-cita keluarga. Untuk merealisasikan cita-cita tersebut, Anda harus memiliki komitmen yang kuat dalam membiasakan anak sejak dini untuk terlihat mewujudkan keutuhan dan keharmonisan keluarga -misalnya diskusi tentang masalah keluarga, mengomentari berita di televisi, dan lain-lain.

Tindakan yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah anak menyalahgunakan narkoba.

1. Lakukan pendekatan dengan cara :
a. Utarakan kecurigaan secara terbuka pada saat anak dan Anda dalam keadaan tenang.
b. Jangan menuduh, tetapi diskusikan dengan anak mengapa ia sampai menggunakan narkoba.
c. Gali kehidupan emosi dan sosialnya. Perasaan-perasaan apa yang dialami anak serta kehidupan sosial seperti apa yang dihadapi anak, yang menyebabkan anak memutuskan untuk mencoba dan menyalahgunakan narkoba.
d. Diskusikan cara mempertahankan diri dan menghindari diri dari penggunaan kembali di masa yang akan datang.
e. Jelaskan tentang cara mendapatkan kembali kepercayaan keluarga.
f. Bila menemui kesulitan untuk berbicara kepada anak, mintalah bantuan ahli, yaitu dokter keluarga, psikolog, psikiater, atau konselor narkoba.

2. Bagaimana harus bersikap
a. Jangan menyalahkan diri sendiri.
b. Singkirkan perasaan malu, marah, rasa salah berlebihan, menilai diri gagal sebagai orang tua.
c. Singkirkan keinginan menyalahkan pihak lain.
d. Segera cari bantuan profesional.
e. Jangan putus asa.
f. Tetap membantu anak dan tunjukkan kasih sayang walaupun ia telah melakukan kesalahan.
g. Bersikaplah optimis bahwa masalah ini dapat diatasi dengan kerja sama yang baik antara anak dan Anda sebagai orang tua.

Tindakan yang harus dilakukan jika anak telah menyalahgunakan narkoba

1. Pengobatan/tindakan yang harus didapatkan.
a. Segera bawa anak untuk mendapatkan pertolongan dari dokter/rumah sakit yang melayani ketergantungan obat/pusat rehabilitasi ketergantungan obat.
b. Segera mencari informasi mengenai berbagai macam bentuk perawatan dan rehabilitasi ketergantungan obat.
c. Konsultasikan dengan ahli (dokter, psikiater, psikolog, pekerja sosial, konselor narkoba) mengenai program yang paling tepat dan paling sesuai dengan kebutuhan anak.

2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan treatment bagi anak penyalahguna narkoba.
a. Keadaan fisik, psikologis dan masalah sosial yang dihadapi anak penyalahguna.
b. Tahap ketergantungan (eksperimen, sosial, instrumental, pembiasaan, kompulsif/mengikuti sesuai aturan).
c. Aset pribadi yang dimiliki (prestasi sekolah yang sudah dicapai, minat pendidikan, kapasitas intelektual, bakat, sikap dan sifat yang dominan, kehidupan emosi, keterampilan komunikasi, kompetensi sosial, kegiatan yang diminati, kemampuan adaptasi mengatasi stres, rasa harga diri, penerimaan diri, keimanan).
d. Kondisi keluarga Anda (struktur keluarga, kebersamaan/kedekatan antar anggota keluarga, harapan Anda terhadap anak penyalahguna, dukungan dan kasih sayang yang Anda berikan, kepantasan Anda untuk dijadikan contoh bagi anak, keimanan keluarga, keterbukaan Anda sebagai orang tua untuk melakukan perbaikan diri, trauma dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga).

Kedekatan antara orang tua dan anak merupakan salah satu faktor yang mendukung terhindarnya anak dari penyalahgunaan narkoba. Perhatian dan kepedulian Anda berperan besar bagi kehidupan mereka. Namun bila anak sudah terlanjur terjerumus ke dunia narkoba, sebagai orang tua maka layaklah Anda mengoreksi diri dan tidak semata-mata hanya menuduh si anak yang bersalah. Bantu dan bimbing mereka agar percaya diri, baik di lingkungan keluarga, sosial, dan untuk dirinya sendiri. Dengan kepribadian yang lebih kuat, tidak menggunakan narkoba sama sekali, dan adanya perubahan gaya hidup - maka Anda dapat membuktikan sendiri banwa mereka benar-benar sembuh dari ketergantungan narkoba.



















Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
[04 Agustus 2006, 08:00 WIB] Oleh : Pus Duk Cegah / Sudirman, S. Ag.
Mengapa Remaja Mudah Menyalahgunakan Narkoba ?
1. Mudah Dipengaruhi Kawan
2. Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi
3.
Solidaritas Kelompok
4. Ingin Tampil Menonjol
5. Menghilangkan Rasa Bosan Dan Stres
6. Keinginan Memberontak

Ciri-ciri Golongan/Remaja Beresiko Tinggi (Menjadi Pengguna Narkoba)
1. Rendah penghayatan spiritualnya
2. Tidak bisa berkomunikasi dgn Orang Tua
3. Tidak berada dalam pengawasan Orang Tua
4. Kontrol terhadap diri sendiri yang minim
5. Kepercayaan/harga diri yang rendah
6. Tidak mau mengikuti aturan/norma/tatib
7. Suka mencari sensasi yg negatif
8. Bergaul dilingkungan narkoba
9. Dikucilkan dari kelompok/lingk. sebaya
10.Berasal dari keluarga pengguna narkoba

Tanda-tanda Dini Pengguna :
1.
Suka bolos tanpa sebab
2. Menurunnya prestasi
3. Perubahan perilaku
4. Suka menyendiri
5. Pandai berbohong
6. Kamar selalu tertutup
7. Cara berpakaian tdk rapi
8. Ada bau aneh dlm kamar
9. Wajah pucat dan kuyu
10.Teman yg tdk dikenal
11.Mata berair
12.Hidung berair/ingus
13.Tangan bergetar
14.Selalu terlihat gelisah
15.Badan terlihat lesu
16.Barang banyak yg raib
17.Sering pakai kacamata gelap
18.Pakai baju lengan panjang
19.Mudah tersinggung/marah
20.Nafas tersengal-sengal

Tanda-tanda Si Pemakai Narkoba Di Sekolah
1.
Suka bolos dan tdk disiplin
2. Perhatian terhdp lingkungan Tdk ada
3. Sering ngantuk saat jam pelajaran
4. Sering telat msk ke kls stlh jam isrtirhat
5. Prestasi di sklh menurun drastis
6. sekali-2 dijumpai dlm keadaan mabuk , bicara pelo (cadel) dan jln sempoyongan
7. Sering bohong
8. Sering meminjam uang kpd teman
9. Mudah tersinggung dan mudah marah
10. Berubah gaya berpakaian & tdk peduli kebersihan
11.Sering terlambat msk sekolah dgn alasan terlambat bangun tidur
12.Sering tdk bayar uang sklh (dilaporkan hilang)

Bagaimana Mengelola Diri agar Jauh dari Narkoba?

Untuk menghindari Narkoba maka jangan mencoba - coba, sebab sekali mencoba bagaikan ikan kena pancing (kail) dan sukar melepaskan diri, yang pada gilirannya jatuh dalam ketergantungan dengan segala akibatnya.

Hindari rokok, karena rokok adalah pintu pertama ke Narkoba; rokok (tembakau) termasuk zat adiktif (menimbulkan ketagihan/mental adiktif). Rokok sudah mendapat peringatan dari pemerintah.

Oleh karena itu matikan rokok anda sebelum rokok mematikan anda.

Kalau rokok saja sudah diperingatkan oleh pemerintah, maka sudah seharusnya alkohol (minuman keras) pun mendapat peringatan keras dari pemerintah. Alkohol merupakan provokator bagi tindak kriminal (perkosaan, pembunuhan, kerusuhan dan tindak kekerasan lainnya).

Semua agama menyatakan Narkoba hukumnya haram, maka mencoba - coba tidak boleh, biarpun sedikit apalagi banyak.
  
Orangtua hendaknya memantau perkembangan / pergaulan putera-puterinya, serta menanamkan sejak dini bahwa Narkoba haram.

Hati-hati dalam pergaulan dan memilih teman, sebab kebanyakan dari mereka yang mencoba-coba berawal dari pengaruh teman.

Prinsip berobat bagi mereka yang sudah terlanjur mengkonsumsi Narkoba adalah berobat dan bertobat, dengan metode sistem terpadu yaitu terapi medis, psikologis dan agama.

Apa yang dapat Kamu Lakukan untuk Memerangi Narkoba?
1. Buatlah giat kelompok yg bersifat produktif dilingkungan
2. Bersatulah dlm kelompok dan saling terbuka utk bicara kesulitan masing2
3. Ajaklah remaja lain utk bergabung dlm giat kelompok tsb
4. Jika mengetahui adanya hal yg membahayakan, hubungi aparat yg berwenang
Gerakan Pencegahan Narkoba oleh Remaja di dalam Keluarga/Lingkungan Masyarakat
1. Mengutamakan Ketaqwaan
2. Menyebar Luaskan Informasi
3. Membentuk Kelompok Remaja Masjid
4. Meningkatkan Pengetahuan
5. Menjalin Komunikasi Dgn Teman Sebaya
6. Mengadakan Seminar/Diskusi Dgn Akhli
7.
Mendaya Gunakan Potensi Sekitar





































Mahasiswa dan Narkoba Hanya Ada Satu Kata “Lawan Penyalahgunaan Narkoba
[23 Februari 2009, 11:28 WIB] Oleh : AS
Hugo Warami, aktivis mahasiswa tahun 1998 yang turut menggulingkan rezim orde baru, merasa prihatin dengan maraknya mahasiswa pengguna narkoba yang menurut penelitian BNN dan Puslitkes UI, dari 3,2 juta pengguna narkoba di Indonesia, 1,1 juta diantaranya adalah generasi muda, termasuk di dalamnya mahasiswa.
Mahasiswa yang sukses menjemput bola emas reformasi dengan menyerukan aspirasi rakyat serta menggelorakan semangat pembaruan ke seluruh nusantara, dan mampu mengangkat semua yang terpuruk dan menjadikannya sebuah energi baru dalam semua sendi kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa pun mendapat sambutan hangat dan simpati dari seluruh rakyat.
Namun sebagai kebanggaan rakyat dan pahlawan reformasi, mahasiswa yang belum tuntas dalam memperjuangkan cita-citanya, yaitu mensejahterakan kehidupan rakyat di seluruh Indonesia, harus tercoreng dengan perbuatan junior-juniornya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Nila setitik, rusak susu sebelanga; Panas setahun dihapus dengan hujan sehari, atau siapa makan nangka, yang lain kena getahnya. Mungkin peribahasa-peribahasa ini sesuai dengan apa yang dialami para mahasiswa yang dulu berjuang demi pembaruan. Dengan asumsi ditengah gencarnya gerakan sosial mahasiswa, ada mahasiswa yang terhanyut dan terlibat penyalahgunaan narkoba, baik pengguna maupun pengedarnya.
Apakah yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba itu betul-betul mahasiswa dengan identitas KPM (Kartu Pengenal Mahsiswa) yang jelas, atau mahasiswa yang sengaja diselundupkan oleh bandar narkoba untuk menguasai pasar di kampus-kampus, serta demi kepentingan politik tertentu, menyangkut popularitas institusi pendidikan, kelompok (komunitas) dan individu sebagai insan kampus. Pada level ini sulit untuk diprediksi.
Ketika popularitas dan akreditasi institusi tertentu yang unggul, kadang membuat pihak lain kebakaran jenggot untuk terlibat dalam proses pemberian label atau Stigma "Mahasiswa Univesitas itu banyak terlibat narkoba.”. Belum lagi, ketika proyeksi dan promosi untuk mendapatkan pangkat atau jabatan baru pada institusi tertentu, maka skenario penangkapan "Mahasiswa Narkoba" pun dilakukan, dan skandal lainnya. Walaupun, diakui bahwa satu dari antara sekian yang terlibat dalam gerakan-gerakan moral mahasiwa itu sebagai pemilik, penadah, pengedar atau pemakai. Sulit untuk kita pungkir bahwa hal ini benar terjadi. Tetapi, apakah ini menjadi ukuran untuk memberi label "Mahasiswa narkoba?"
Di manakah posisi mahasiswa dalam klasifikasi strata Narkoba dewasa ini? Apakah sebagai pengedar, pemakai, pemilik, atau penadah. Di satu pihak, mahasiswa tidak bekerja. Ia sepenuhnya hidup dari keringat orang tua, saudara, orang lain, atau orang tua asuh yang setiap saat menggajinya ala seorang pegawai negeri atau pegawai swasta. Di pihak lain, mahasiswa juga tidak memegang lisensi terhadap penyuplai biaya hidup selama berpredikat sebagai mahasiwa, sehingga kadang-kadang mencoba-coba segala sesuatu termasuk "narkoba". Mahasiswa bukanlah apa-apa, dia hanya bagian dari kehidupan sosial yang tergabung dalam kumpulan anak-anak terdidik dari berbagai golongan pendapatan orangtua yang berbeda. Posisi mahasiswa belum bisa ditentukan dan tidak tahu kapan akan berakhir, karena mereka belum memasuki kehidupan ekonomi yang sesungguhnya sebagai proses akhir dari belajar.
Kedudukan yang mengambang itu membuat mahasiswa menjadi sasaran empuk bagi semua pihak yang memiliki kepentingan dengan penyedia jasa layanan narkoba, baik sebagai pemilik, penadah, pengedar atau pemakai. Beragam pendapat akan muncul bila melihat kehidupan kaum terpelajar seperti ini.
Mahasiswa yang getol mengkritisi berbagai fenomena yang timbul disekitarnya, kadang-kadang terbuai oleh penyedia jasa layanan narkoba. Organisasi mahasiswa ini sering impoten ketika berurusan dengan persoalan-persoalan seperti ini. Ketika bergerak maju, berhadapan dengan sesama aktivis mahasiswa, ketika bergerak mundur berhadapan dengan sesama aktivis dan masyarakat. Harus diakui bahwa dunia kampus bukanlah sebuah industri jasa yang menyediakan mahasiswanya sebagai pemilik, penadah, pengedar atau pemakai, namun rantai layanan narkoba ini telah masuk dan merajut dalam sendi-sendi pendidikan.
Pada tataran kondisi yang redup ini? Kaum intelektual sedang dimana? apakah yang dapat diperbuat sebagai bemper terdepan di era reformasi ini? Pilar mahasiswa harus mengkritisi tanpa ampun sikap tiap pribadi mahasiswa yang enggan menggabungkan diri dengan gerakannya lagi. Pilar mahasiswa harus menggunakan segala macam cara yang dikuasainya untuk memohon pengertian atau mengungkapkan peringatan-peringatan keras-lunak, tajam-lembut, agar pemahaman itu dapat menancap dalam-dalam di kepala dan hati mahasiswa bahwa hanya ada satu tekad "Lawan penyalahgunaan narkoba".
Mahasiswa harus sanggup mengangkat semua persoalan menyangkut kepentingan rakyat secara umum dan harus terus diperkenalkan kepada kelompok mahasiswa di dalam kampus. Mahasiswa juga harus menjadi kelompok yang terdepan mempropagandakan dan melancarkan aksi-aksi massa pada setiap kesempatan, walau sekecil apapun, yang dapat dipergunakan untuk menunjukkan watak sejati dalam membendung bandar-bandar narkoba. Dan harus pula menjadi yang pertama untuk mempromosikan bahwa "Kampus Bebas Narkoba" kepada gerakan mahasiswa di kampus-kampus lain, dan mendorong terbentuknya satu penyatuan konsep di tingkatan yang lebih luas. Singkat kata, mahasiswa harus menjadi pelopor sejati dalam memberantas narkoba, jangan sebagai pemakai, apalagi pengedar.
Mahasiswa harus menggelorakan kembali semangat perlawanan. Hanya ada satu kata “Lawan Narkoba”.